“24 jam”
XI IPA 1
Debi = ibu leon, Erni = Sherly , Choiriza = sandra, Kurnia = ibu sandra, Akbar = leon , Arifwiyanto = bapak sandra , Rizky = bapak leon , Afrizal = rizal
Dilatar belakangi oleh keluarga yang broken home, Sandra
seorang gadis cantik, pintar dan ceria berubah 180 derajat karena perceraian
orang tuanya. ia dapat berubah kembali ke sifat asalnya karena seorang teman
laki-lakinya yang bernama lLein. Leon adalah seorang anak laki-laki yang pintar
dalam hal akademik maupun non-akademik, terutama ia sangat pintar bermain
gitar, namun ia memiliki keterbatasan karena memiliki kelainan jantung.
Di rumah Sandra pertengkaran orang tua Sandra karena ibu
Sandra yang extra sibuk yang membuat ibunya lebih mementingkan pekerjaan dari
pada keluarga.
Ayah: kemana saja kamu, sampai larut ini baru pulang?
Ibu: dari mana lagi kalau bukan dari kantor.
Ayah: kamu sudah berubah dari yang dulu, sekarang kamu lebih
mementingkan pekerjaan dari pada keluarga kamu sendiri! Aku sudah cukup sabar
dengan kamu, tapi kamu memang gak bisa di kasih sabar.
Ibu: terus kamu maunya apa? Cerai? (berteriak)
Ayah: beraninya kamu berteriak dengan suamimu? Ok, kalau itu
maumu, kita cerai!
Ibu: ok.
Tanpa disadari ternyata Sandra sedang menguping pertengkaran
ayah dan ibunya. Air matanya mengalir sangat deras dan ia menutup mulutnya agar
tidak ada suara yang keluar, dan ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan
menangis.
Sandra: kenapa hal ini harus terjadi? Lalu, mengapa mereka
tidak bertanya tentang persetujuanku tentang perceraian ini? Apa mereka
menganggap aku tidak ada di dunia ini?
Perceraian pun berlangsung, sidang demi sidang di jalani
hingga kedua orang tua Sandra benar-benar bercerai. Di halaman pengadilan agama
etrjadi pembicaraan singkat kedua oran tua Sandra.
Ibu: terimakasih karena kamu sudah mengisi hidupku selama
ini, dan maaf karena aku sudah menyebabkan ini semua terjadi.
Ayah: iya sama-sama. Maaf juga kalau selama ini aku tidak
menjadi seorang suami yang baik untuk kamu.
Ibu: lalu bagaimana tentang hak asuh Sandra?
Ayah: Sandra tinggal denganku karena ia dekat denganku dan
tidak bersahabat dengan kamu.
Ibu: bolehkah kalau Sandra tinggal denganku sampai ia lulus
SMA?
Ayah: tapi, nanti akan jadi apa kalau kamu tinggal
bersamanya, sedangkan di rumah saja kalian suka bertengkar?
Ibu: boleh ya. Aku ingin mendekatkan diri dengan Sandra. Aku
ingin mencicipi untuk mengasuhnya. Hanya
sampai dia lulus SMA saja. Aku harap kamu mengizinkannya untuk keinginan
terakhir aku bersama Sandra.
Ayah: tapi…… (ragu-ragu)
Ibu: aku akan menjaga Sandra, menyayangi Sandra dan juga
memerhatikan Sandra. (memotong pembicaraan ayah Sandra)
Ayah: baiklah, aku mengizinkan kamu ntuk mengasuh Sandra,
tetapi hanya sampai ia lulus SMA saja.setelah lulus SMA dia akan tinggal
bersamaku.
Ibu: benarkah? Terima kasih. Aku janji akan mengasuhnya
dengan baik dan benar. Sekali lagi terima kasih ya! (senang)
Sesampainya orang tua Sandra di rumah, Sandra sudah menunggu dan siap untuk pergi berama
ayahnya.
Ayah dan ibu: (membuka pintu rumah)
Sandra: oh kalian sudah datang. Apakah semuanya sudah beres?
(ayah dan ibu Sandra terdiam sejenak).
Ayah: (mengangguk). Alhamdulillah sudah selesai semuanya.
Sandra: baiklah. Ayo ayah kita pergi. (menarik koper dan
menarik tangan ayah).
Ayah: (tidak berjalan) kamu tinggal disini bersama ibu.
Sandra: (terdiam) apa? Aku tinggal bersama ibu? Apa ayah
benci aku? Ayah tahu sendiri kan? Aku tidak punya hubungan yang baik dengan
ibu. Aku tidak mau tinggal bersama ibu. Ayo ayah kita pergi dari sini.(memaksa
sambil menarik tangan ayah).
Ayah : (terdiam, tidak bergerak sama sekali) tidak Sandra
kamu disini bersama ibu.
Ibu: iya Sandra kamu disini saja tinggal bersama ibu.
(mengelus pundak Sandra)
Sandra: gak. Aku gak mau tinggal sama ibu. (marah)
Ibu: ibu akan mengasuh kamu dengan baik Sandra. Percayalah
dengan ibu.
Sandra: aku tidak percaya dengan ibu. Sewaktu masih bersama
dengan ayah saja ibu tidak bisa mengasuhku dengan baik, malah aku seperti
tumbuh tanpa seorang ibu. Apalagi setelah ayah gak ada disini? Akan jadi apa
aku?(setengah menangis)
Ibu: ibu janji, ibu akan menjagamu dan menyayangimu dengan baik.
Ibu janji nak. Maafkan sifat ibu yang dulu. Ibu janji akan berbah. (meyakinkan
Sandra, setengah menangis) apakah kamu tidak percaya dengan ibu?
Sandra: gak. Aku tidak percaya dengan ibu. Dan aku gak mau
tinggal bersama ibu!(sedikit membentak)
Ayah: Sandra! (membentak) beraninya kamu membentak ibumu!
Sandra: (terdiam)
Ayah: pokoknya kamu harus tinggal bersama ibu, karena ayah
akan pindah bekerja di Paris. Ayah di tugaskan disana sekarang.
Sandra: (terkaget) apa? Aku tetap tidak mau. Aku benci
kalian berdua! (berteriak sambil menangis)(membawa kopernya pergi)
Ayah: mau kemana kamu?
Sandra: kemana saja asal tidak bersama kalian!
Ibu: Sandra…..! (Sandra menghiraukan)
Sandra pergi membawa kopernya, dan pergi ke rumah teman
baiknya yaitu Sherly untuk menginap dan menenangkan diri di rumah temannya itu.
Sandra: (menekan bel)
Sherly: siapa? (membuka pintu) Sandra? Kenapa kamu? Kenapa
nangis dan membawa kopermu?(terheran) ayo masuk-masuk..! (membantu membawakan
barang bawaan Sandra)
Tibanya di kamar sherly.
Sherly: ada apa sebenarnya yang terjadi? Bukankah hari ini
kamu dan ayahmu akan pergi ke rumah baru?
Sandra: aku benci mereka. Aku tidak percaya mereka akan
melakukan ini semua denganku. Setelah perceraian, sekarang aku harus tinggal
bersama ibuku, tidak dengan ayahku karna ia akan tinggal di paris. Sedangkan
kamu tahu, aku tidak sama sekali bersahabat dengan ibu. Bagaimana bisa aku
tinggal bersamanya. (menangis tersedu-sedu)
Sherly: (mengelus pundak Sandra) sabarlah Sandra. Semua ini
pasti akan ada jalan keluarnya dan berakhir. Aku tahu dibalik kesedihan ini
pasti aka nada kesenangan yang tersembunyi.
Sandra: (mengangguk) lalu aku harus bagaimana?
Sherly: kamu harus mencoba untuk tinggal bersama ibumu.
Mungkin saja ibumu sudah berubah dari yang sebelumnya.
Sandra: (menggeleng) gak! Aku gak mau tinggal bersama dia
walaupun apa yang terjadi.
Sherly: tapi san.
Sandra: tapi apa? (memotong sherly)
Sherly: tapi mau bagaimana lagi, kamu kan tidak mungkin
tinggal bersamaku selamanya? Kamu harus mencoba itu semua.
Sandra: (berfikir) baiklah aku akan mencobanya. Tapi, aku ingin
tinggal disini dulu untuk beberapa hari ya? Untuk menenangkan diriku
Sherly: ok.
Esok harinya adalah hari keberangkatan ayah Sandra. Ayah Sandra telah member tahu
Sandra tentang keberangkatannya tetapi Sandra menghiraukannya dan tidak
mengantarnya ke bandara. Selma 1 minggu ia tinggal di rumah sherly, dan
sekarang ia telah memantapka diri untuk kembali ke rumah dan menconba hidup
bersama ibunya.
Sandra: sher, aku pulang dulu ya. Makasih sudah memperbolehkan
aku untuk tinggal disini.
Sherly: baiklah. Gak ada yang ketinggalan kan?
Sandra: gak koq. Tenang aja.
Sherly: (tersenyum) tinggal yang baik ya dengan ibumu.
Sandra: lihat saja apa yang terjadi nanti. Bye.. (sambil
berjalan membawa kopernya dan tersenyum)
Sesampainya di rumah kembali, Sandra masih sama seperti yang
sebelumnya. Ia enggan untuk berbicara dengan ibunya. Ia belum bisa menerima
semuanya.
Sandra: (memencet bel)
Ibu: (membukakan pintu) Sandra!(terkejut)(memeluk Sandra)
Sandra: (menepis pelukan)
Ibu: ibu senang kamu pulang. Oya, kamu sudah makan?
Sandra: sudah. (menuju kamarnya)
Dari hari itulah semuanya akan berjalan seperti itu. Bahkan
kebiasaan Sandra pun berubah 180 derajat. Ia suka pulang larut malam, pergi ke
club, merokok, mabuk, dan tertutup. Dandanannya pun berantakan. Dan ia pun
menjadi berpindah-pindah sekolah karena di drop out dari sekolah-sekolahnya. Di
sebuah klub ia bertemu dengan teman barunya yang bernama Rizal, yang
mempengaruhi Sandra masuk ke dalam dunia yang negatif itu.
Rizal: Sandra! (memanggil dari kejauhan)
Sandra: (melambaikan tangan)
Rizal: apa kabar? Kesini lagi nih.
Sandra: iya
Rizal: kenapa? Belum bisa lupain masalah-masalah lo itu?
Sandra: iya.
Rizal: ya udh nikmati aja malam ini. Mau minum apa?
Sandra: biasa.
Rizal: ok, gw tau. Gw ambilin dulu ya.(mengambil 2 gelas
minuman)
Sandra rizal: (bersulang dan minum bersama)
Sudah pukul 2 pagi, sandra pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ibunya sudah menunggunya di ruang TV.
Ibu: kemana saja kamu selarut ini baru pulang?
Sandra: (diam)
Ibu: sampai kapan kamu mau cuek dan tidak peduli dengan ibu?
Sandra: (diam, masuk ke dalam kamarnya)
Sandra pun pindah sekolah karena perilakunya di sekolah yang
buruk, dan tidak bisa di tolerir lagi. Hari ini adalah hari awal dimana ia akan
masuk ke sekolah barunya. Hari pertama masuk ia langsung melakukan kesalahan
dengan datang terlambat.
Sandra: (bangun, dan melihat jam)(bersiap-siap
diri)(berangkat ke sekolah.
Ia datang ke sekolah dengan menggunakan pakaian yang
berantakan dan juga tataan rambut yang berantakkan juga. Ia memasuki lingkungan
sekoah dengan waktu yang sudah amat terlambat.ia pun melewati jalan belakang
agar tidak ketahuan oleh satpam dan guru-guru. Ia tidak langsung ke kelas
melainkan ke kantin. Di kantin ia bertemu dengan seorang siswa laki-laki
bernama leon.
Leon: terlambat ya? Kenapa gak langsung ke kelas? Malah
langsung ke kantin?(memakai pakaian olah raga)
Sandra: bukan urusan lo! (kasar)
Leon: (mengangguk)
Sandra: terus lo ngapain disini? (jutek)
Leon: gw? Gw lagi pelajaran olah raga.
Sandra: lagi pelajaran olah raga kenapa ada di kantin
bukannya di lapangan. (beranjak pergi)
Leon: mau kemana?
Sandra: ke ruang guru.
Leon:nagapain?
Sandra: mau ngelaporin lo ke guru olah raga.
Leon: hahahahahahahahahahaha……. (tertawa lepas) dasar bodoh.
Sandra: apa katamu?
Leon: bodoh! Sudah tau datang telat, dan kabur dr kelas,
masih berani bertemu guru?
Sandra: (bingung)
Leon: tenang aja, kamu gak usah repot-repot buat laporin gw
ke guru, toh nanti gurunya juga gak bakal marahin gw.
Sandra: pede banget lo.
Leon: mau coba? Silahkan. Asal lo tau ya gw disini karena
memang gw gak bisa untuk ikut mata pelajaran ini.
Sandra: kenapa?
Leon: mau tau ajah..
Leon dan Sandra berada di kelas yang berbeda. Esok harinya
saat Sandra memiliki jadwal olah raga hari ini. Saat Sandra sedang asik bermain
dengan bolanya, leon melihatnya dari atas.
Sandra: (melihat leon) ngapain lagi lo ngeliatin gw? (jutek)
Leon: (diam)(tersenyum)
Di sebuah ruang kimia. Ia sedang asik bekerja dengan hobinya
itu. sandra melihat dari kejauhan. Ia merasakan sedikit kekaguman untuk leon,
tetapi leon mengetahui keberadaan sandra.
Leon: gak usah bengong gitu dong ngeliatinnya.
Sandra: (terkaget) siapa yang ngeliatin lo?
Leon: siapa lagi. Setau gw disini gak ada orang lagi selain
lo dan gue kan.
Sandra: (sedikit malu) oh. Gw gak sengaja lewat koq td.
Leon: ooh. (senyum)
Sandra pun masuk ke dalam ruang kimia itu, dan menghampiri
leon.
Sandra: lo suka main dengan ini semua?
Leon: (mengangguk).
Sandra: oiya. Kejadian waktu itu, kenapa lo ada di kantin
waktu pelajaran olah raga?
Leon: oh itu. Gw memang gak bisa mengikuti mapel itu. Selain
di larang, itu juga gak baik buat keadaan gw.
Sandra: loh? Bukannya olah raga itu bikin sehat ya?
Leon: sebenarnya gw punya kelainan jantung dari kecil,
itulah kenapa gw jadi gak bisa leluasa bergerak. Tadi sebenarnya gw iri sama
lo, karena lo bisa dgn bebas bermain bola, sedangkan gw gak bisa karena
keterbatasan gw ini.
Sandra: oh.. maaf.
Leon: kenapa minta maaf?
Sandra: soalnya gw udah Tanya itu td.
Leon: gapapa kali, biasa aja. Udah biasa Tanya kayak gituan.
Seiring berjalannya waktu leon dan sandra sering jalan
bersama. Dan leon juga telah mengembalikan sifat sandra yang sebenarnya,
walaupun belum semua. Leon sering sekali membantu sandra dalam hal apapun
termasuk pelajaran. Ia membantu sandra untuk mendapatkan nilai yang bagus. Pada
saat mau ulangan matematika leon membantu sandra.
Sandra: leoonnnnnn……. Gimana nih? Lusa ulangan matek nih.
Leon: ya udahlah belajar. Gitu aja repot.
Sandra: bantuin…. (manja)
Leon: boleh. Mau gw bantuin nih? Yakin?
Sandra: iyalah.
Leon: gak nyesel, gak pake protes ya.
Sandra: iye.
Leon: ok. Besok ke rumah gw ya pulang sekolah. Gak pake
telat! Atau tahu sendiri nanti kalau telat. (mengancam)
Sandra: iya. Udah kayak guru aja lo.
Leon: lah kan besok gw memang jadi guru lo kan?
Sandra: iya sih.
Esok hari sepulang sekolah. Leon sudah menunggu di gerbang
sekolah.
Sandra: (berjalan menuju gerbang)
Leon: sandra!
Sandra: eh lo. Ayo ke rumah lo.
Leon: yuk. Sudah siap kan?
Sandra: yup. By the way, naek apa nih? Jalan kaki?
Leon: yaiyalah. Deket ini rumah gw.
Sandra: ok.
Setibanya di rumah leon mereka langsung mengeluarkan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk belajar.
Leon: (menulis beberapa soal di sebuah kertas)
Sandra: bikin apa lo?
Leon: bikin soal.
Sandra: banyak banget. (kaget)
Leon: sudah gak usah protes kan kemaren udah janji gak pake
protes. Nih kerjakan.
Sandra: sekarang?
Leon: gak. Tahun depan. Ya sekarang lah..
Sandra: gak salah nih soal?
Leon: soal mah gak salah. Yang ngerjainnya baru salah apa
gak jawabannya.
Sandra: ya sudahlah.
Leon: (memerhatikan sandra)
Sandra: kenapa liat-liat?
Leon: gapapa. Gak boleh?
Sandra: boleh sih. Aaaaaa…. Gw tau, lo suka sama gw ya?
(menggoda)
Leon: pede. Gw Cuma mau liat bagaimana lo ngerjain soal-soal
itu semua.
Sandra: alah.. kalau suka bilang ajah kali. Haha
Leon: sudahlah lanjutkan mengerjakan.
Sandra: leon, yang ini gimana caranya?
Leon: yang mana?
Sandra: yang ini. (menunjuk soal)
Leon: oh yang ini, ini mah gampang sini. (meminta pensil)
Sandra: (memberikan pensil)
Leon menjelaskan cara mengerjakan soal-soal itu. Mereka
belajar hingga malam.
Sandra: leon, udah malem. Pulang dulu ya.
Leon: oo.. ok. Gw kira lo mau nginep. Haha
Sandra: mau banget ya gw nginep?
Leon: ya udah pulang gih, mau gw anter?
Sandra: gak usah. Kayak anak kecil aja, gw tau jalan pulang
koq.
Leon: ok.
Sandra: (merapikan barang bawaannya)
Leon: (membantu sandra)
Sandra: (jalan keluar)
Leon: hati-hati ya! (melambaikan tangannya)
Sandra: iya (membalas lambaian)
Hari saatnya ulangan pun tiba. Sandra sedang mengulang apa
yang telah ia pelajari bersama leon kemarin. Tepat pukul 06.30 bel pun
berbunyi.
Sandra: wish me luck today. Semangat sandra, lo pasti
bisa.(menyemangati diri)
Guru di kelas membagikan soal ulangan.dan sandra mengerjakan
dengan tenang. Dan tidak lama waktu ulangan berakhir, dan sandra keluar dari
kelas dengan lemas.
Sandra: akhirnya selesai juga ulangannya. Tapi, lumayan lah
bisa ngerjain. Ngemeng-ngemeng kemana nih si leon biasanya nongol tiba-tiba.
Sandra pun mencari keberadaan leon, dengan pergi ke kelas
leon. Sesampainya di kelas leon, ternyata leon tidak ada di kelasnya, dan
ternyata ia pulang terlebih dahulu karena pingsan pada saat ulangan.
Sandra: (memasuki kelas leon, dan mencari leon) kenapa gak
ada leon. Kemana dia?
Ada seorang teman sekelas leon yang menghampiri sandra.
Teman leon: cari siapa? Hmm.. lo itu anak baru itu kan?
Sandra: i.iya. oiya, leonnya kemana?
Teman leon: oh leon. Td dia balik, soalnya td pingsan waktu
mau ulangan.
Sandra: (panik) terus sekarang dibawa kemana?
Teman leon: ke rumah sakit, tempat di biasa dirawat.
Sandra: oh, makasih ya.
Teman leon: iya sama-sama.
Sandra langsung menuju rumah sakit tempat leon dirawat. Ia
datang dan langsung mencari kamar leon. Tanpa ia sadari ternyata leon mengikuti
sandra dari belakang.
Sandra: (panik)
Leon: (memegang
pundak sandra dari belakang)
Sandra: (kaget) (menengok kebelakang)
Leon: cari siapa mba?
Sandra: leon?
Leon: iya saya sendiri.
Sandra: lo gapapa kan? (memeriksa badan leon)
Leon: iya gapapa koq. Ini sih biasa. Segitu paniknya.
Sandra: gimana gak panik coba.
Leon: ya udah, ke ruangan gw yuk. (menggandeng tangan
sandra)
Leon: yuk. (tersenyum)
Mereka berdua pergi ke ruangan leon, dan bertemu dengan ayah
leon.
Leon: pa..
Ayah leon: iiya.
Leon: pa, kenalin ini teman aku namanya sandra.
Ayah leon: hi sandra. Senang bertemu denganmu.
Sandra: hi om. Senang juga bertemu sama om.
Ayah leon: ya sudah ayah pergi dulu karena masih banyak
pasien yang harus di tangani. Sandra, om pergi dulu ya.
Sandra: iya om.
1 minggu kemudian leon pun diperbolehkan untuk pulang dari
rumah sakit. Mereka menjalani hari-hari yang ceria seperti biasanya.
Sandra: acara hari ini kemana nih habis pulang sekolah?
Leon: kemana ya? (berfikir) enaknya kemana?
Sandra: gimana kalau kita jalan-jalan saja?
Leon: jalan kemana?
Sandra: kemana-mana yang penting hatiku senang. Hahaha
(tertawa)
Leon: gimana kalau main ke rumahku saja, aku punya film baru
yang bagus nih.
Sandra: boleh. Patut dicoba tuh.
Bel tanda istirahat berakhir pun berbunyi dan mereka kembali
ke kelas mereka masing-masing, dan melanjutkan pelajaran selanjutnya.
Sandra: eh udah bel tuh, gw balik ke kelas dulu ya.
Leon: iya gw juga. See ya.
Saat bel pulang tiba, leon sudah menunggu di gerbang sekolah
seperti biasa.
Leon: lama banget sih, si sandra ini.
Sandra: (mengagetkan leon dari belakang) dorrr..!
Leon: (kaget) sandra! Ngapain lo disitu?
Sandra: gak ngapa-ngapain. Kaget ya?
Leon: iyalah, nanti kalo gw sampe kumat gimana? Mau tanggung
jawab?
Sebelum selesai berbicara, hp sandra bordering, dan
dilihatnya panggilan masuk dari kantor ibunya.dengan setengah hati ia
mengangkatnya.
Sandra: halo?
Kantor ibu: halo, siang? Mba sandra?
Sandra: iya. Ada apa ya?
Kantor ibu: mba, kami ingin member tahu kalau ibu di larikan
ke rumah sakit, karena tadi tidak sadarkan diri di kantor.
Sandra: (shock)(diam)
Kantor ibu: halo mba, mba sandra? (memnutup panggilan)
Dengan segera sandra menuju ke rumah sakit, tentu saja di
temani leon. Dilihatnya ibunya sedang berbaring di kamar pasien.
Sandra: (menatap ibunya)
Ibu: (membuka sedikit demi sedikit matanya) sandra.
Sandra: (diam)
Ibu: sandra, ibu sayang sama kamu nak. (setengah menangis)
Sandra: (menahan tangis)
Sandra telah merasakan kalau ia sayang dengan ibunya, tetapi
ia malu untuk mengakuinya dan juga karena masih ada sisa-sisa perasaan dari
kejadian yang sebelumnya. Leon pun keluar dari ruangan itu karena tidak mau
mengganggu kedua orang tersebut.
Ibu: (mengulurkan tangan ingin memeluk putrinya)
Sandra: (mendekatkan
diri, dipeluk ibunya) (menangis)
Ibu: ibu sangat-sangat sayang sama kamu nak. Kamu jangan
jauh lagi ya dengan ibu.
Sandra: (mengangguk)
Ibu: sebenarnya ayahmu itu sudah memaksa agar kamu tinggal
bersamanya, tapi ibu ingin sekali untuk merwata kamu, ibu ingin mencicipi
bagaimana merawat kamu dengan baik, ibu ingin dekat denganmu. Dan ibu sudah
memiliki perjanjian dengan ayahmu, kalau ibu akan mengasuhmu hingga kamu lulus
SMA saja dan setelah itu kamu boleh tinggal dengan ayahmu sampai kapanpun kau
mau.
Sandra: benarkah?
Ibu: (mengangguk)
Dari sanalah sandra dan ibunya mulai menjalin hubungan yang
baik. Beberapa bulan kemudian ujian nasional pun telah selesai dilaksanakan.
Dan libur pun datang, para guru yang berada di kelas membagikan sebuah kartu
pos untuk para murid. Kartu pos warna pink untuk siswi putri dan kartu biru
untuk siswa putra. Kartu tersebut dipergunakan untuk menulis apa yang ingin
dikatakan oleh siswa kepada siswa yang lain atau kepada guru.
Sandra: leon, kamu dapet kartu pos gak?
Leon: yup.
Sandra: apa yang ingin kamu tulis disana dan untuk siapa?
Leon: ada deh.. rahasia.
Sandra: yah gak seru lah maennya rahasiaan ya sekarang.
Leon: san, main yuk besok. Gw pengen maen sama lo besok
seharian, gimana?
Sandra: hmmm…. Boleh. Kemana?
Leon: kemana ya? Gimana kalau kita ke taman hiburan saja?
Aku belum pernah sekalipun kesana.
Sandra: baiklah.
Keesokan harinya tepat pagi hari leon menjemput sandra di
rumahnya, dan sandra sudah menunggunya di depan gerbang rumahnya.
Leon: hai san. Sudah siap?
Sandra: yup. Ayo kita pergi.
Leon: yuk..
Setibanya disana mereka asik bermain bersama, tanpa
diketahui sandra, leon membawa kartu pos yang ia miliki untuk diberikan kepada
sandra.
Leon: san, kita naik yang itu yuk!
Sandra: yuk. Siapa takut. Tunggu sini ya, gw mau beli
tiketnya dulu.
Leon: okok..
Saat sandra membeli tiket leon merasa sesak napas dan tidak
dapat menahannya lagi, ia pun tidak sadarkan diri.
Sandra: (kembali setelah mendapat tiket) leon! (kaget dan
melepaskan tiket yang ada di tangannya) leon! Bangun leon.bangun!
(menggoyang-goyangkan badan leon)
Leon pun langsung dibawa ke rumah sakit, ayahnya yang juga
seorang dokter langsung menangani anaknya. Ia akan merasa bersalah kalau ia
tidak dapat menyelamatkan nyawa anaknya sendiri.
Sandra: (menghubungi ibu leon) halo..
Ibu leon: iya halo.
Sandra: tante ini sandra, teman leon.
Ibu leon: oiya ada apa ya?
Sandra: tante, leon pingsan.
Ibu leon: (kaget) terus kamu sekarang dimana?
Sandra: di rumah sakit, dan sekarang leon sudah ditangani
oleh ayahnya.
Ibu leon: baiklah, sekarang tante kesana.
Setibanya di rumah sakit, ibu leon langsung bertemu dengan
sandra yang sedang menunggu di luar.
Ibu leon: kamu sandra ya?
Sandra: iya tante.
Ibu leon: bagaimana keadaan leon sekarang?
Sandra: dia masih di tangani dokter tante.
Ibu leon: (gugup)
Sandra: tante, boleh saya Tanya sesuatu?
Ibu leon: iya.
Sandra: sebenarnya seberapa parah penyakit leon sekarang
ini?
Ibu leon: sebenarnya leon sudah harus di operasi.
Sandra: sebegitu parahnya tante.
Ibu leon: (mengangguk)
Tidak lama kemudian ayah leon pun keluar. Dan memperlihatkan
wajah yang tidak enak di pandang.
Ibu leon: yah, bagaimana anak kita?
Ayah leon: (menggeleng)
Ibu leon: (shock) bagaimana yah?
Ayah leon: maafkan saya, saya memang ayah yang tidak baik.
Bagaimana bisa saya menyelatkan nyawa orang lain sedangkan nyawa anak sendiri
tidak bisa mnyelamatkannya.
Ibu leon: (menangis)
Ayah leon: (menenanghkannya)
Seketika sandra dan semua orang yang mengenal leon sedih
karena telah kehilangannya. Tidak menunggu lama, leon pun dimakamkan. Seluruh
orang yang mengenal leon pun datang menghadirinya. Termasuk ayah sandra yang
telah mengenal leon dari ibu sandra.
Ayah leon: sandra.
Sandra: iya om.
Ayah leon: ini yang ditinggalkan leon saat terakhir kamu
bersama dengan dia. Saya menemukannya di saku bajunya. (menyerahkan sebuah
kartu pos berwarna biru)
Sandra: oh ya. Makasih ya om.
Setibanya di rumah ia langsung membacanya. Isi surat itu
adalah
“ to: sandra.
Makasih kamu telah
mengubah hari-hariku yang membosankan menjadi menyenangkan. Maaf mungkin saat
kamu membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Maaf
kalau aku sudah mengecewakanmu. Kamu adalah teman terbaik yang pernah aku
miliki di dunia ini.
Your friend: leon”
Membaca kartu pos itu, seketika sandra pun menangis. Dan ia
bertekad untuk melanjutkan cita-cita leon untuk menjadi dokter, dan meminta
bantuan kepada ayah leon untuk dicarikan universitas yang bagus. Setahun kemudian
ia mengunjungi makam leon.
Sandra: leon. Tahukah kamu. Aku disini ingin member tahumu
kalau aku sayanggggg banget sama kamu. Kamu adalah teman terbaik yang pernah
aku miliki, kamu adalah orang yang sudah mengembalikan hari-hariku yang ceria.
Makasih kamu sudah menemaniku selama ini. Dan satu lagi, kamu tahu, aku sudah
masuk kedokteran di universitas di bandung. Aku ingin menyembuhkan orang-orang
sepertimu, agar mereka dapat menikmati hidup lebih lama lagi. Aku tahu, kamu
pasti selalu menemaniku untuk menjalani hariku. Makasih teman..
Sandra pun tersenyum puas, dann terus menjalani harinya
dengan penuh senyuman.