Pengikut

Senin, 20 Agustus 2012

sendiri :(


I feel lonely

You’re not alone,trust me


Well, trimakasih atas kalimat penghibur itu, tapi saya tidak mau naif mengakui kadang merasa ’sendiri’, saya rasa siapa pun pernah mengalaminya (oh ya?).tanya sendiri ke dalam.
Beberapa hari ini pun saya kena sindrom itu, kemana perginya teman-teman ah lebih tepatnya sahabat-sahabat saya?? Mereka ada di sekeliling saya tapi saya tak mampu menjangkau mereka, seperti ada jarak dalam setiap canda kami, duduk kami, whatever..

Kemana kaliaaaaan??

Atau kemana saja saya??

Saya gak lagi ngerti, saya mencoba melingkar bersama mereka, bercanda, tertawa..tapiii, saya gak merasa hadir di tempat itu..pikir saya ‘kenapa kalian jadi banyak menertawakan sesuatu yang remeh’ dan entah kenapa tawa itu ganjil,karna saya merasa gak ada yang perlu ditertawakan, atau kah humor saya yang meluntur?tapi, pudar kenapa?toh saya masih bisa tertawa ketika nonton tv, pun menertawakan sesuatu yang menurut saya lucu..tapi kenapa tidak untuk yang mereka tertawakan?apa memang berlebihan?apa memang hal remeh yang tak butuh tawa segitunya?
Bukan pada satu lingkaran saja saya menemukannya, ketika bergabung dengan sahabat yang lain pun begitu, intinya..saya jadi gak suka apa yang mereka tertawakan, toh kebanyakan tertawa hanya akan mematikan hati. Dan saya memilih pergi, ada yang gak saya kenali lagi dari mereka.
Kembali lagi tentang sendiri..

Mungkinkah saya nya aja yang sedang berlebihan, atau kah memang saya menjauh kah mereka yang menjauhi? Sungguh, padahal beberapa hari sebelumnya saya dengan riangnya berkata pada diri sendiri “hey, kenapa orang-orang sering merasa sendiri.tidakkah mereka melihat bahwa mereka tidak pernah sendirian..coba lihat berapa orang hari ini yang menyapamu?menanyaimu sesuatu? Bisakah lagi kau sebut bahwa kau sendiri dalam arti yang sebenar-benarnya? Mereka peduli, dan akan selalu ada orang-orang yang sayang sama kamu setiap harinya, percaya itu kalau kau mau melihatnya.”

Tapiiiiii itu kemaren, sekarang??saya gak percaya kalau saya pernah mensugesti diri saya dengan kalimat penentram itu. Aaaaaa…saya kehilangan mereka dan tak tersisa satu pun, saya butuh mereka tapi mereka tak butuh saya, untuk saat ini. Mereka sedang bergembira, dan mungkin suatu saat mereka akan datang kembali dengan ceritanya, mungkin juga dengan air mata..hey, saya tak berkeberatan atas itu,cukuplah bagi saya teranggap ‘ada’ untuk kalian,karna sungguh kalian selalu ‘ada’ disini (pegang hati).

Suatu hari saya pernah mendengar seseorang bercerita, dalam persahabatan itu harus ada kepercayaan, bukan satu saja yang percaya pada yang lain, tapi saling mempercayai, mau dimengerti dan mau mengerti karna tak setiap orang bisa membaca pikiran yang lain, mau dipercaya pun mau memercayai. Kau mau mendengarkan cerita sahabatmu pun kau juga harus mau membagi ceritamu dengannya, pernahkah kau berpikir bahwa semua orang itu juga ingin ‘mendengarkan’, berilah kesempatan pada mereka untuk mendengarmu sebagaimana kau ingin mendengar mereka, menjadi yang kau percayai.

Ingin saya membagi kalimat itu pada mereka, tetapi siapa saya di tempat mereka?itu pilihan ketika membagi masalah atau pun tidak, juga pilihan mempertahankan saya atau tidak dalam daftar ’sahabat’ sepanjang masa’..kenyataannya, saya tak bisa menjangkau lagi seberapapun saya ingin kembali.
Its okay, dan sekarang saya lebih banyak kedatangan tamu orang-orang yang butuh pendengar, mungkin memang begini kali ya nanti rasanya jadi saya. Mereka nyaman dengan saya, membagi banyak hal, tapi mereka tak meminta sedikitpun saya bagi milik saya, tak ada iktikad untuk menawarkan pula, yaaah..akhirnya biarlah milik saya ini rapi di tempatnya (sayangnya bukan lagi rapi), bahkan saya tak tau lagi harus membuangnya kemana (bukan lagi membagi)…untungnya saya masih punya satu yang selalu ada, ALLAH baik ya J