I feel lonely
You’re not alone,trust me
Well, trimakasih atas
kalimat penghibur itu, tapi saya tidak mau naif mengakui kadang merasa
’sendiri’, saya rasa siapa pun pernah mengalaminya (oh ya?).tanya sendiri ke
dalam.
Beberapa hari ini pun saya
kena sindrom itu, kemana perginya teman-teman ah lebih tepatnya sahabat-sahabat
saya?? Mereka ada di sekeliling saya tapi saya tak mampu menjangkau mereka,
seperti ada jarak dalam setiap canda kami, duduk kami, whatever..
Kemana kaliaaaaan??
Atau kemana saja saya??
Saya gak lagi ngerti, saya
mencoba melingkar bersama mereka, bercanda, tertawa..tapiii, saya gak merasa
hadir di tempat itu..pikir saya ‘kenapa kalian jadi banyak menertawakan sesuatu
yang remeh’ dan entah kenapa tawa itu ganjil,karna saya merasa gak ada yang
perlu ditertawakan, atau kah humor saya yang meluntur?tapi, pudar kenapa?toh
saya masih bisa tertawa ketika nonton tv, pun menertawakan sesuatu yang menurut
saya lucu..tapi kenapa tidak untuk yang mereka tertawakan?apa memang
berlebihan?apa memang hal remeh yang tak butuh tawa segitunya?
Bukan pada satu lingkaran
saja saya menemukannya, ketika bergabung dengan sahabat yang lain pun begitu,
intinya..saya jadi gak suka apa yang mereka tertawakan, toh kebanyakan tertawa
hanya akan mematikan hati. Dan saya memilih pergi, ada yang gak saya kenali
lagi dari mereka.
Kembali lagi tentang
sendiri..
Mungkinkah saya nya aja yang
sedang berlebihan, atau kah memang saya menjauh kah mereka yang menjauhi?
Sungguh, padahal beberapa hari sebelumnya saya dengan riangnya berkata pada
diri sendiri “hey, kenapa orang-orang sering
merasa sendiri.tidakkah mereka melihat bahwa mereka tidak pernah
sendirian..coba lihat berapa orang hari ini yang menyapamu?menanyaimu sesuatu?
Bisakah lagi kau sebut bahwa kau sendiri dalam arti yang sebenar-benarnya?
Mereka peduli, dan akan selalu ada orang-orang yang sayang sama kamu setiap
harinya, percaya itu kalau kau mau melihatnya.”
Tapiiiiii itu kemaren,
sekarang??saya gak percaya kalau saya pernah mensugesti diri saya dengan
kalimat penentram itu. Aaaaaa…saya kehilangan mereka dan tak tersisa satu pun,
saya butuh mereka tapi mereka tak butuh saya, untuk saat ini. Mereka sedang
bergembira, dan mungkin suatu saat mereka akan datang kembali dengan ceritanya,
mungkin juga dengan air mata..hey, saya tak berkeberatan atas itu,cukuplah bagi
saya teranggap ‘ada’ untuk kalian,karna sungguh kalian selalu ‘ada’ disini
(pegang hati).
Suatu hari saya pernah
mendengar seseorang bercerita, dalam persahabatan itu harus ada
kepercayaan, bukan satu saja yang percaya pada yang lain, tapi saling
mempercayai, mau dimengerti dan mau mengerti karna tak setiap orang bisa
membaca pikiran yang lain, mau dipercaya pun mau memercayai. Kau mau
mendengarkan cerita sahabatmu pun kau juga harus mau membagi ceritamu dengannya,
pernahkah kau berpikir bahwa semua orang itu juga ingin ‘mendengarkan’, berilah
kesempatan pada mereka untuk mendengarmu sebagaimana kau ingin mendengar
mereka, menjadi yang kau percayai.
Ingin saya membagi kalimat
itu pada mereka, tetapi siapa saya di tempat mereka?itu pilihan ketika membagi
masalah atau pun tidak, juga pilihan mempertahankan saya atau tidak dalam
daftar ’sahabat’ sepanjang masa’..kenyataannya, saya tak bisa menjangkau lagi
seberapapun saya ingin kembali.
Its okay, dan sekarang saya lebih
banyak kedatangan tamu orang-orang yang butuh pendengar, mungkin memang begini
kali ya nanti rasanya jadi saya. Mereka nyaman dengan saya, membagi banyak hal,
tapi mereka tak meminta sedikitpun saya bagi milik saya, tak ada iktikad untuk
menawarkan pula, yaaah..akhirnya biarlah milik saya ini rapi di tempatnya
(sayangnya bukan lagi rapi), bahkan saya tak tau lagi harus membuangnya kemana
(bukan lagi membagi)…untungnya saya masih punya satu yang selalu ada, ALLAH
baik ya J