Pengikut

Minggu, 25 Maret 2012

Mereka Bilang Saya Egois !



Mereka bilang saya egois. Mereka bilang saya tak pernah memperhatikan kepentingan ataupun kebahagiaan orang lain. Dan mereka juga bilang kalau saya cuma bisa memikirkan diri sendiri. Salahkah saya dengan keegoisanku itu ? Apakah salah jika saya bertindak berdasarkan ego ? Salahkah saya bila saya  memperjuangkan hari depan yang lebih cerah? Apakah saya tidak berhak mendapat cinta dari maupun orang-orang sekeliling ? Apakah dengan perilaku itu semua lantas saya disebut egois? Lalu, untuk apa semua orang berlomba-lomba mengejar apa yang disebut pahala? Mengapa semua orang harus sibuk dengan urusan mereka masing-masing? Entah kenapa mereka menyebut saya egois.
Egois. Apa yang salah dari dua kata ini? Hingga banyak orang menjauhinya, mengalahkannya, serta menganjurkan agar mementingkan orang lain. Oh egois, apakah sebenarnya makna itu?
      Egois menurut asal katanya berasal dari ego yang berarti diri sendiri. Sehingga ada yang bermakna segala sesuatu berpusat pada dirinya sendiri. Dan egois bisa diartikan sebagai mementingkan kehendak pribadi.
Dengan ego, anda dapat memutuskan untuk berpikir positif atau sebaliknya, melakukan tindakan baik atau buruk, merasa bahagia atau sedih, berbuat sesuatu atau diam. Bahkan saat anda memutuskan menjadi orang sukses atau gagal, ego andalah yang melakukannya lebih dulu.
    Terus terang, saya pun masih bingung dengan makna egois yang sebenarnya,  Egois bagiku masih bersifat abstrak. Dengan ego, kita mampu untuk meniadakan ego itu sendiri. Itulah yang membuatku menjadi semakin bertanya-tanya tentang inti sebenarnya dari sebuah konsepsi egois. ketika kita dihadapkan pada suatu persoalan di antara dua pilihan maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus memilih satu di antara dua pilihan tersebut. Sebagai contoh, seumpama di depan kita terbentang dua jalan yang berbeda tanpa ada petunjuk, maka di dalam diri kita minimal terjadi pergolakan batin apakah akan mengambil jalan yang “ini” atau yang “itu”. Kita hanya bisa berspekulasi akan konsekuensi akhirnya. Dalam hal ini ego untuk mengambil jalan “ini” mengalah atas ego untuk mengambil jalan yang “itu”. Dan sebaliknya.
       So, apa itu egois? Apakah aku egois? Atau jangan-jangan kita semua ini adalah orang-orang yang egois? Pertanyaan dasar yang masih menjadi sebuah teka-teki bagi saya .

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. hadehhh abbar deh

    kalau orng berpikir lu egois dan lu nyaman dgn egois lu . ywdh lah lakukan yg bikin lu nyaman sm dir lu

    okke abbar :)

    BalasHapus