Mereka
bilang saya egois. Mereka bilang saya tak pernah memperhatikan kepentingan
ataupun kebahagiaan orang lain. Dan mereka juga bilang kalau saya cuma bisa
memikirkan diri sendiri. Salahkah saya dengan keegoisanku itu ? Apakah salah
jika saya bertindak berdasarkan ego ? Salahkah saya bila saya memperjuangkan hari depan yang lebih cerah?
Apakah saya tidak berhak mendapat cinta dari maupun orang-orang sekeliling ?
Apakah dengan perilaku itu semua lantas saya disebut egois? Lalu, untuk apa
semua orang berlomba-lomba mengejar apa yang disebut pahala? Mengapa semua
orang harus sibuk dengan urusan mereka masing-masing? Entah kenapa mereka
menyebut saya egois.
Egois.
Apa yang salah dari dua kata ini? Hingga banyak orang menjauhinya,
mengalahkannya, serta menganjurkan agar mementingkan orang lain. Oh egois,
apakah sebenarnya makna itu?
Egois menurut asal katanya berasal dari
ego yang berarti diri sendiri. Sehingga ada yang bermakna segala sesuatu
berpusat pada dirinya sendiri. Dan egois bisa diartikan sebagai mementingkan
kehendak pribadi.
Dengan ego, anda dapat memutuskan untuk berpikir
positif atau sebaliknya, melakukan tindakan baik atau buruk, merasa bahagia
atau sedih, berbuat sesuatu atau diam. Bahkan saat anda memutuskan menjadi
orang sukses atau gagal, ego andalah yang melakukannya lebih dulu.
Terus
terang, saya pun masih bingung dengan makna egois yang sebenarnya, Egois bagiku masih bersifat abstrak. Dengan
ego, kita mampu untuk meniadakan ego itu sendiri. Itulah yang membuatku menjadi
semakin bertanya-tanya tentang inti sebenarnya dari sebuah konsepsi egois. ketika
kita dihadapkan pada suatu persoalan di antara dua pilihan maka mau tidak mau,
suka tidak suka, kita harus memilih satu di antara dua pilihan tersebut.
Sebagai contoh, seumpama di depan kita terbentang dua jalan yang berbeda tanpa
ada petunjuk, maka di dalam diri kita minimal terjadi pergolakan batin apakah
akan mengambil jalan yang “ini” atau yang “itu”. Kita hanya bisa berspekulasi
akan konsekuensi akhirnya. Dalam hal ini ego untuk mengambil jalan “ini” mengalah
atas ego untuk mengambil jalan yang “itu”. Dan sebaliknya.
So, apa itu
egois? Apakah aku egois? Atau jangan-jangan kita semua ini adalah orang-orang
yang egois? Pertanyaan dasar yang masih menjadi sebuah teka-teki bagi saya .
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushadehhh abbar deh
BalasHapuskalau orng berpikir lu egois dan lu nyaman dgn egois lu . ywdh lah lakukan yg bikin lu nyaman sm dir lu
okke abbar :)